MbaKrib, Kenapa Ngeblog?

10 komentar
Konten [Tampil]

Alasan MbaKrib Ngeblog
freepik.com

Kenapa ngeblog? Pertanyaan yang belakangan timbul. Terkadang, saat melakukan sesuatu kita lupa tentang awal memulai. Alasan dasar kenapa kita melakukan hal tersebut. Lupa inilah yang terkadang membuat kita bingung ditengah perjalanan. Mau kemana sebenarnya. Begitu juga dengan menulis blog. Kenapa saya memilih untuk menulis di blog. Apa sebenarnya tujuan saya?

Pemikiran ini datang kembali dalam bentuk pertanyaan yang disampaikan oleh Coach kami, Mba Marita. Pada materi kedua Blogspedia Coaching for Newbie kami diminta menuliskan The Big Why dalam menulis blog. Kenapa sih kamu menulis? Dan kenapa blog? Padahal banyak platform lain yang dapat digunakan untuk menulis. Bisa di facebook, Instagram atau membuat utas di twitter. 

Menurut Mba Marita, sebagai penulis kita harus mengetahui apa sih alasan kita menulis. Apa yang menjadi motivasi terkuat kita dalam menulis. Alasan itulah yang akan menuntun kita dalam menekuni dunia tulis menulis ini. Alasan itu juga yang akan mempengaruhi kualitas dan isi konten blog kita. Ketika suatu saat kita "tersesat" lihat kembali alasan awal kita memulai dulu.

Blog, Awal Memulai

Tahun 2011 adalah pertama kali saya berkenalan dengan blogspot. Ketika itu salah satu dosen meminta kami membuat blog sebagai sarana menuliskan semua laporan praktikum dan tugas kuliah. Saat itu saya belum mengerti banyak tentang blog dan juga belum ada keinginan untuk mengotak atiknya. Kami hanya saling follow blog teman dan saling mengomentari postingan. Atau otak atik template demi mendapatkan tampilan yang cantik. Selesai kuliah blog pun terbengkalai. Tak tersentuh.

Saya kembali teringat untuk menulis blog tahun 2013, saat bimbingan skripsi. Ketika itu saya galau setelah bimbingan karena banyak revisi dan salah pemahaman tentang konsep materi skripsi. Saya sendirian ketika itu dan tidak tau harus bercerita pada siapa. Akhirnya saya membuat blog baru di platform wordpress. Untuk curhat dan menumpahkan segala perasaan campur aduk yang tak menentu ini. Saya tak ingin ada orang lain yang membaca kegalauan saya, sehingga link blog tak pernah dibagikan. Biarlah ini jadi rahasia kami berdua. Tidak lama blog itupun mengikuti pendahulunya, mati suri. 

Beberapa kali saya membuat postingan dengan judul Hello, sebagai tanda mengunjungi blog setelah sekian lama. Setiap kali galau, blog menjadi tempat bercerita. Bagi saya, menulis adalah salah satu cara self healing yang ampuh. Ada rasa lega setiap kali selesai melepaskan semua uneg-uneg dihati, membuang sampah-sampah emosi yang seringkali tertahan dan dipendam. Dan itulah motivasi awal menulis di blog, tempat curhat dan bercerita.

Awal saya mulai serius mengurus blog adalah saat mengikuti Writing Class, salah satu materi kuliah di perkuliahan Bengkel Diri level 2. Ustadzah Nunung Nurlaela, pengampu materi sekaligus seorang blogger meminta kami membuat blog. Maka blog wordpress itu hidup kembali. Setelah kelas selesai, saya bergabung dengan komunitas Blogger Bengkel Diri yang membuat saya lebih bersemangat dalam menulis blog. Setiap minggu kami melakukan Blogwalking sehingga saya harus berusaha keras menulis setiap minggunya. Sejak saat itulah saya berkeinginan agar blog terus hidup. Tidak mati suri lagi seperti kejadian sebelumnya.

Untuk mengisi blog saya butuh banyak referensi dan ide. Selain curhat, terkadang saya juga membagikan pandangan dan pendapat tentang suatu hal. Saya adalah tipe yang suka berpikir dan melakukan refleksi diri. Biasanya ketika berjalan kaki sendirian, saya sering memikirkan banyak hal dan melakukan self reflection. Hasil pemikiran dan self reflection itu biasanya saya simpan sendiri. Suatu saat saya mulai berpikir untuk membagikan pandangan dan pemikiran saya di blog. Jika suatu hari saya melihat tulisan tersebut, saya bisa melihat kembali banyak hal yang telah dilalui serta bagaimana saya berproses untuk menjadi lebih baik. Saya juga berharap tulisan tersebut bisa bermanfaat bagi pembaca blog. Jika pembaca blog juga mengalami hal yang sama, saya berharap tulisan ini bisa memberi pandangan baru bagi mereka. Atau setidaknya, mereka tidak merasa sendirian. Keinginan berbagi inilah yang membuat saya kembali bersemangat dalam menulis. Saya ingin bermanfaat bagi orang lain. Bukankah manusia terbaik adalah manusi yang bermanfaat bagi sesamanya?

Tentang Waktu dan Cara Menulis

Untuk menulis, saya tidak pernah mengalokasikan waktu khusus. Tulisan biasanya terjadi secara spontan. Ketika ada ide, saya segera membuka laptop dan menulisnya, atau bisa juga dengan menuliskan garis besar ide tersebut di atas kertas. Ide yang datang harus segera ditangkap, jika tidak ingin dia pergi secepat kilat. Jika tidak memungkinkan untuk membuka laptop atau menulis, saya menggunakan voice recorder di handphone untuk mengikat ide. Jadi, ketika menulis, saya hanya tinggal mengetikkan materi yang telah direkam. Pernah saya mencoba membuat waktu khusus menulis, namun belum berhasil. Kebanyakan waktu saya habiskan dengan bengong di depan laptop, tak tau mau menulis apa.

Hal yang paling membantu dalam menulis adalah menemukan ide serta garis besar tulisan. Dari sini, kita bisa mengembangkannya menjadi tulisan yang diinginkan. Mentok ditengah tulisan pasti ada, namun dijalani dengan senang hati. Bagi saya, menulis sama seperti membuat donat. Tulis saja dulu semua yang diinginkan, lalu diamkan tulisan tersebut untuk beberapa saat. Tentu saja tulisannya tidak akan mengembang seperti donat. Tapi, dengan mendiamkan tulisan kita bisa melakukan proses edit dengan baik dan terhindar dari bias saat menulis. Biasanya, setelah mendiamkan tulisan, saya jadi lebih mudah menemukan kesalahan penulisan serta mengganti kalimat yang berbelit-belit atau ga nyambung. Jangan pernah melewatkan tahap editing. Ini adalah kunci agar tulisan lebih baik.

Nah, kalau teman-teman kenapa ngeblog? Bagaimana proses menulis blognya? Pake tahap "mendiamkan" tulisan juga ga? Mari bercerita di kolom komentar.

 

Febrina
Hai, aku Febrina. Selamat menjelajah di ruang ceritaku
Lebih baru Terlama

Related Posts

10 komentar

  1. Setelah baca tulisannya mbakrib, sepertinya kita punya beberapa cara pandang yang sama mbak. Mulai ngeblog buat curhat hahaha. Akupun sama, Blog-ku isinya soal curhatanku tentang cinta dan patah hati wkwk. Terus selain itu aku juga suka mempelajari atau mendengarkan sudut pandang dari orang lain, dibuktikan dengan adanya kategori sudut pandang di Blog-ku meskipun belum ada isinya skarang. Aku jg tipe pemikir. Dulu bikin blog juga krena tugas kuliah, salah stunya wordpress jg haha. Btw, konten tulisan mbkrib menarik, aku betah bacanya sampai akhir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow.... sama banget alasan ngeblog kita Mba. Kayaknya kita sehati deh. Salam kenal Mba Dewiq :)

      Hapus
  2. Aku juga pernah mba bikin voice recorder di handphone. Ceritanya aku mau bikin postingan tentang liburan diluar kota. Jadikan perlu dicatat segera habis liburan biar gak kelupaan dan masih berasa momentnya. Tapi karena aku lagi males nyatat jadi aku rekam deh suaraku ngomong sendiri tentang liburan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Make voice recorder emang penyelamat banget ya Mba. Apa yang ada di pikiran langsung bisa disimpan. Ga ribet juga nyari pena dan kertas.
      Salam kenal Mba Niswin :)

      Hapus
  3. Hai mbakrib, masya Allah dari bengkel diri kita ketemu lagi disini mbak 😘 aku pun sama mbak, ada masa di mana bikin blog buat curhat, ada masa di mana blog-blog jadi terbengkalai. mudah mudahan blog yang sekarang ini siap go pro yaaa 💛

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba Puput. Iya, dapet info blogspedia juga dari blogger Bengkel Diri. Semangat Go Pro mba. Semoga kita lulus sampe akhir

      Hapus
  4. Sama kak, kalau lagi jalan-jalan suka ada saja pikiran yang muncul. Dulu aku juga cuma disimpan di memori otak aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ngeliat banyak hal selagi jalan itu mengundang banyak ide mba. Kalo ga langsung disimpen bisa melayang idenya.
      Salam kenal mba Novia :)

      Hapus
  5. Ide voice recorder untuk mengikat ide itu brilliant sekali MbaKrib. Saya malah tidak tidak terpikir. Terima kasih. Nanti saya akan mencobanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba.. lebih gampang make voice recorder kalo lagi ga bisa nulis

      Hapus

Posting Komentar